LTM NU Sumsel Mantapkan Program Kerja, Teguhkan Masjid sebagai Pusat Peradaban Islam

Sumseltime.com, Palembang – Lembaga Takmir Masjid Nahdlatul Ulama (LTM NU) Sumatera Selatan menggelar rapat perdana yang dipimpin Ketua LTM NU Sumsel, H. Muhsin Abdullah, bertempat di kantor NU, Jumat (19/9/2025).

Agenda ini menjadi momentum awal penguatan kelembagaan sekaligus penegasan visi strategis LTM NU dalam menjadikan masjid sebagai pusat ibadah, dakwah, pendidikan, dan pemberdayaan masyarakat.

Rapat yang berlangsung khidmat ini turut dihadiri oleh dua tokoh penting PWNU Sumsel, yakni Sekretaris PWNU Sumsel H. Syaifuddin Zuber dan Wakil Rois Syuriah PWNU Sumsel KH. Mardhi Abdullah. Kehadiran keduanya memberikan arahan dan pesan strategis kepada jajaran pengurus LTM NU Sumsel.

Setidaknya ada tiga agenda utama yang dibahas, yaitu penguatan soliditas antar pengurus, penyelarasan program kerja LTM NU dengan PWNU Sumsel, serta pembentukan panitia pelantikan pengurus LTM NU Sumsel masa khidmat 2025–2030. Dalam rapat ini, disepakati penunjukan Ery Erman sebagai Ketua Panitia Pelantikan.

Ketua LTM NU Sumsel, H. Muhsin Abdullah, menegaskan bahwa lembaga yang dipimpinnya akan menjadi motor penggerak dalam memakmurkan masjid secara menyeluruh.

“Kita ingin LTM NU Sumsel menjadi penggerak dalam memakmurkan masjid, bukan hanya dalam konteks ibadah mahdhah, tapi juga dalam pemberdayaan umat,” ujarnya.

Senada dengan itu, Sekretaris PWNU Sumsel, H. Syaifuddin Zuber, menekankan pentingnya sinergi antar lembaga di tubuh NU.

“LTM NU harus menjadi mitra strategis PWNU dalam memperkuat peran masjid. Kita tidak bisa bekerja sendiri. Program harus terkoordinasi agar menyentuh kebutuhan umat,” tegasnya.

Ia juga menambahkan, masjid perlu dikelola secara profesional, berkelanjutan, dan mampu menghadirkan aktivitas yang hidup setiap hari, baik di bidang pendidikan, sosial, maupun ekonomi umat, dengan tetap berpijak pada prinsip Ahlussunnah wal Jamaah.

Sementara itu, Wakil Rois Syuriah PWNU Sumsel, KH. Mardhi Abdullah, memberikan pandangan mendalam mengenai peran masjid dalam tradisi NU.

“Masjid adalah pusat peradaban Islam. Dalam tradisi NU, masjid bukan hanya tempat ibadah, melainkan pusat dakwah, pendidikan, dan pelayanan sosial. Karena itu, takmir masjid harus memiliki visi keumatan yang kuat dan berakar pada nilai-nilai Aswaja,” tuturnya.

KH. Mardhi juga berpesan agar seluruh pengurus meniatkan tugas sebagai ibadah dan selalu berkoordinasi dengan para kiai serta pengurus syuriah.

“Ini bukan sekadar organisasi, ini adalah amanah perjuangan,” pesannya.

Rapat ditutup dengan komitmen bersama seluruh peserta untuk menjadikan LTM NU Sumsel sebagai pilar utama dalam membangun dan memakmurkan masjid di Sumatera Selatan, demi kemaslahatan umat serta tegaknya Islam rahmatan lil ‘alamin dalam bingkai Aswaja an-Nahdliyah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *