Sumseltime.com, Lahat – Hadir dalam launching Indonesia Village Expo and Forum (IVEF) di Gedung Utama Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) RI, Selasa (22/07), Ketua Umum Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) sekaligus Bupati Lahat, Bursah Zarnubi, menegaskan bahwa desa harus ditempatkan sebagai subjek utama dalam pembangunan nasional.
Hal ini disampaikannya saat lelaki yang akrab disapa BZ tersebut memberikan sambutannya di launching IVEF menurutnha selama ini desa hanya menjadi objek pembangunan, bukan pelaku utama. Padahal, akar dari ketimpangan sosial dan ekonomi nasional justru bermula dari desa.
“Momentum ini penting karena akar persoalan bangsa ini adalah desa. Ketimpangan terjadi karena strategi pembangunan nasional selama ini tidak berpihak kepada desa. Penderitaan akibat ketertinggalan dimulai dari sana,” tegasnya.
Bursah menyebut bahwa arah pembangunan ke depan harus selaras dengan Asta Cita ke-6 Presiden RI Prabowo Subianto, yakni membangun dari desa. Ia menilai, pendekatan pembangunan yang berbasis desa akan menjadi antitesis dari pola pembangunan sebelumnya yang sentralistik dan tidak inklusif.
“Kalau ini tidak kita jadikan strategi nasional dengan pendanaan yang memadai, kita akan kehilangan arah. Pembangunan tidak akan pernah menyatu secara nasional tanpa pondasi yang kuat dari desa,” ujarnya.
Lebih lanjut, Bursah menyoroti pentingnya penguatan koperasi desa, kemandirian pangan, dan pembangunan berbasis pertanian. Ia mengingatkan kembali pidato Presiden Soekarno pada tahun 1950-an, yang menyatakan bahwa pangan adalah hidup mati bangsa Indonesia.
“Pertanian adalah tulang punggung bangsa. Maka menempatkan desa sebagai pusat pembangunan bukan sekadar strategi, tapi penghormatan terhadap warisan dan visi para pendiri bangsa,” kata Bursah.
Ia juga mendorong agar Kementerian Desa menjadi motor penggerak pembangunan desa yang konkret. Menurutnya, desa saat ini masih menjadi pusat kemiskinan, keterbelakangan, dan ketertinggalan.
“Semua pihak harus bertanggung jawab, apalagi Presiden. Untuk menuju Indonesia Emas 2045, kita butuh pendidikan yang jadi prioritas super. Kelemahan kita saat ini di bidang STEM harus segera dibenahi, dimulai dari desa,” pungkasnya.
Dengan semangat dan strategi yang tepat, Bursah yakin bahwa desa akan menjadi kunci bagi terwujudnya pembangunan Indonesia yang adil, merata, dan berkelanjutan.