Sumseltime.com, Jakarta – PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) resmi merombak jajaran direksi dan komisarisnya. Salah satu nama baru yang masuk dalam jajaran komisaris adalah Arief Poyuono, mantan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra yang dikenal juga sebagai aktivis perburuhan.
Pengangkatan Arief Poyuono tertuang dalam Salinan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Nomor: SK-265/MBU/09/2025 dan Keputusan Direktur Utama PT Danantara Asset Management selaku pemegang saham PT Pelindo Nomor SK.060/DI-DAM/DO/2025, tertanggal 19 September 2025.
Dalam keterbukaan informasi yang dirilis pada Senin (22/9/2025), Pelindo menyampaikan bahwa masa jabatan Hambra sebagai Wakil Direktur Utama dan Andus Winarno sebagai Dewan Komisaris resmi berakhir per 19 September 2025.
Selain mengangkat Arief, Pelindo juga menunjuk Ilhamsyah sebagai komisaris independen. Sementara di jajaran direksi, terdapat rotasi posisi sekaligus tiga nama baru. Putut Sri Muljanto kini menjabat sebagai Direktur Operasi, Boy Robyanto beralih menjadi Direktur Manajemen Risiko, dan Drajat Sulistyo dipercaya sebagai Direktur Komersial.
Adapun tiga direksi baru yang ditunjuk adalah Bachtiar Soeria Atmadja sebagai Direktur Keuangan, Hosadi Apriza Putra sebagai Direktur Pengembangan Usaha, serta Muhammad Suriawan Wakan sebagai Direktur Teknik.
Susunan Direksi dan Komisaris Pelindo Terbaru
Direksi:
Direktur Utama: Arief Suhartono
Direktur Operasi: Putut Sri Muljanto
Direktur Komersial: Drajat Sulistyo
Direktur Manajemen Risiko: Boy Robyanto
Direktur Pengembangan Usaha: Hosadi A. Putra
Direktur Teknik: Muhammad Suriawan Wakan
Direktur Keuangan: Bachtiar Soeria Atmadja
Direktur SDM dan Umum: Dwi Fatan Lilyana
Komisaris:
Komisaris Utama: Agus Suhartono
Wakil Komisaris Utama: Suntana
Komisaris: Jodi Mahardi
Komisaris: Elwi Danil
Komisaris Independen: Rakhman Fiadhy Kurniawan
Komisaris Independen: Maximus Puguh Djiwanto
Komisaris: Arief Poyuono
Komisaris Independen: Ilhamsyah
Arief Poyuono sendiri dikenal sebagai politisi sekaligus aktivis buruh. Ia pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, namun dicopot dari jabatannya pada 2020 karena kerap melontarkan pernyataan kontroversial.








